Kebenaran tentang sepak bola Inggris

Di Inggris, sepak bola merupakan sumber identitas nasional, sebuah cerminan negara dan posisinya di dunia, dan merupakan titik konstan diskusi, kekecewaan, dan histeria umum bagi saya dan orang-orang senegara saya.

Sebagai orang asli Inggris, atau informan sepak bola Anda, saya kira inilah saatnya untuk mengungkapkan kebenaran di balik olahraga nasional kami.

Pelajaran sejarah

Permainan yang indah ini telah ada sejak lama di Inggris. Terdapat bukti gambar pahatan pertama pertandingan di dekat Bristol pada abad pertengahan, dan dokumentasi sepasang sepatu bola yang dikenakan oleh Henry VIII (ingat raja gemuk dengan 6 istri?), yang memesannya pada tahun 1526.

Pada mulanya, permainan ini sedikit lebih keras dari pada versi sekarang (terdapat lumayan banyak referensi di abad pertengahan mengenai lengan dan kaki yang patah), namun, dalam beberapa dekade terakhir, sepak bola telah bertumbuh secara dramatis dari akarnya yang kasar dan keras menjadi permainan yang cepat dan mengandalkan teknik, yang menarik generasi baru pemain yang lincah dan terampil.

Evolusi di lapangan mencerminkan perubahan yang terjadi dalam masyarakat Inggris. Pada tahun 1970 dan 1980-an, penggemar sepak bola Inggris dan polisi sama-sama menunjukkan preferensi untuk kekerasan, yang merupakan cerminan dari turunnya industrialisasi dan meningkatnya pengangguran. Untungnya, kini semuanya adalah sinar matahari dan mawar, dengan stadion sepak bola yang nyaman dan ramah dari Cambridge hingga Bournemouth.

Mengapa Inggris terus mengalami kekalahan?

Debat sengit diadakan di seluruh negeri tentang mengapa Inggris selalu kalah dari Jerman dalam adu pinalti. Argumen yang ada adalah: Sejak Liga Premier dibentuk pada tahun 1922, perusahaan televisi telah menghasilkan miliaran melalui pembelian hak siar. Alih-alih membagi keuntungan, perusahaan swasta mengambil alih semua klub yang sebelumnya milik lokal dan membawa masuk pemain asing untuk meningkatkan daya tarik internasional sepak bola Inggris. Akibatnya, tidak ada lagi bantuan hibah dan bakat lokal. Apakah penjelasan ini sepenuhnya menjelaskan gagalnya pinalti? Mungkin tidak, namun setidaknya ini akan menjadi awal percakapan yang hidup untuk Anda selama kunjungan Anda berikutnya ke Inggris.

“Persaingan” dalam sepak bola Inggris

Hingga baru-baru ini, kami orang Inggris memiliki delusi bahwa tim nasional kami memiliki saingan yang tangguh, misalnya Jerman dan Brazil. Ini tentu saja sangat lucu, karena kedua tim ini (meskipun saya benci mengatakannya) berada di kelas yang berbeda dan mungkin sama sekali tidak menyadari bahwa sebenarnya kami “bersaing”. Satu-satunya saingan sah kami adalah Skotlandia, “Auld Enemy”, sebuah acara yang kebetulan merupakan yang tertua dalam sejarah sepak bola.

Sepak bola ADALAH budaya Inggris

“Generasi Emas”, yang terdiri dari orang-orang seperti Michael Owen, Steven Gerrard, dan penyelamat utama kami Mr. Beckham, mungkin telah lulus, namun di lapangan tua berlumpur di bagian belakang sekolah. Sepak bola akan terus menjadi ritual mingguan untuk anak muda Inggris dan juga orang tua di seluruh penjuru negeri. Malam Piala FA domestic, di mana tim liga tingkat bawah berjuang meraih kemenangan melawan Chelsea, Arsenal, dan Manchester United, dan para pria yang tak dikenal ini – kadang-kadang bahkan yang duduk di bangku cadangan – memiliki kesempatan untuk mencetak gol yang akan mengukir nama mereka dalam catatan sejarah sepak bola Inggris, adalah apa yang memotivasi kami.

Akan selalu ada sesuatu yang ajaib tentang malam musim gugur yang dingin di pertengahan bulan Oktober, berdiri dengan daging steak dan pai bawang di tangan, menonton Oxford atau Cambridge United dihantam 3-0 oleh Brighton yang brilian di bawah sorotan lampu.