Dulu, berpindah-pindah pekerjaan dalam waktu singkat sering dianggap sebagai tanda ketidakstabilan atau kurangnya komitmen terhadap pekerjaan yang sedang dijalani. Tapi sekarang, dunia kerja telah banyak berubah. Istilah job hopping semakin populer, bahkan menjadi strategi yang dianggap cerdas oleh sebagian profesional muda asal dilakukan dengan perhitungan yang tepat. Nah, berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang arti job hopping, keuntungan melakukannya, serta risiko yang mungkin kamu alami jika melakukan jop hopping.
Secara umum, arti job hopping merujuk pada kebiasaan berpindah-pindah pekerjaan dalam waktu singkat, biasanya kurang dari dua tahun di satu tempat kerja. Hal ini dilakukan untuk mencari pengalaman baru, kenaikan gaji, atau posisi yang lebih baik.
Job hopping bukanlah fenomena baru, tetapi belakangan ini semakin lumrah dilakukan, terutama oleh generasi milenial dan Gen Z. Bagi sebagian orang, ini bukan bentuk ketidaksetiaan terhadap perusahaan, melainkan bagian dari strategi pertumbuhan karir yang dinamis.
Keuntungan job hopping
Jika dilakukan dengan pertimbangan matang, job hopping bisa menjadi langkah strategis yang menguntungkan dalam jangka panjang. Berikut adalah beberapa keuntungan job hopping yang patut dipertimbangkan:
1. Menambah pengalaman dan skill
Setiap perusahaan punya budaya kerja, sistem, dan tantangan yang berbeda. Oleh sebab itu, saat kamu sudah merasa cukup memahami satu budaya dan sistem kerja serta telah menaklukkan tantangan kerjanya, akan ada kecenderungan untuk berpindah ke tempat kerja lainnya.
Dengan berpindah tempat kerja, kamu bisa memperkaya wawasan profesional dan mengasah keterampilan yang lebih beragam. Hal ini biasanya dilakukan oleh generasi milenial ataupun generasi Z yang baru memasuki dunia karir.
2. Mempercepat kenaikan gaji
Kenaikan gaji untuk posisi yang sama di dalam satu perusahaan tidak selalu terjadi. Bahkan, bisa jadi hanya akan ada kenaikan kecil dalam kurun waktu satu tahun. Hal ini mendorong banyak orang untuk melakukan job hopping.
Pasalnya, dengan berpindah perusahaan, kamu memiliki kesempatan untuk menegosiasikan gaji yang lebih tinggi dari gaji sebelumnya. Apalagi jika kamu membawa skill dan pengalaman kerja yang baru. Tentu kemungkinan mengalami kenaikan gaji akan semakin besar.
3. Membangun jaringan lebih luas
Setiap tempat kerja pasti akan mempertemukanmu dengan orang-orang dengan latar belakang yang berbeda. Ini bisa membantumu memperluas koneksi profesional yang sangat bermanfaat untuk karir jangka panjang.
4. Menemukan pekerjaan yang paling sesuai
Terkadang, kamu baru tahu apa yang benar-benar cocok untukmu setelah mencoba berbagai peran atau lingkungan kerja. Nah, job hopping dapat memberi ruang untuk mengeksplorasi dan menemukan pekerjaan yang selaras dengan nilai dan tujuan hidupmu.
Meski terlihat menarik untuk dilakukan, bukan berarti job hopping tidak memiliki risiko sama sekali. Sama halnya dengan yang lain, job hopping juga memiliki sisi yang perlu diwaspadai. Jika dilakukan terlalu sering atau tanpa perencanaan yang matang, kamu bisa mengalami risiko job hopping yang tentu tidak kamu inginkan, seperti berikut:
1. Dianggap tidak loyal oleh calon employer
Rekruter bisa melihat riwayat pekerjaanmu. Jika mereka melihat bahwa kamu terlalu sering berpindah tempat kerja, bisa jadi hal tersebut dianggap sebagai bukti bahwa kamu memiliki sifat kurang loyal atau komitmen tinggi terhadap perusahaan. Hal ini tentu bisa menurunkan peluangmu untuk diterima di perusahaan besar yang mengutamakan stabilitas.
2. Minimnya peningkatan kompetensi mendalam
Terlalu sering berpindah tempat kerja dalam kurun waktu singkat bisa membuat kamu tidak memiliki pendalaman terhadap tanggung jawab kerja. Hal ini tentu dapat menyebabkan keahlianmu terkesan dangkal karena hanya kamu lakukan dalam waktu singkat. Ini artinya, kamu bisa jadi tahu akan banyak hal, tetapi tidak benar-benar ahli dalam suatu bidang.
3. Stres karena adaptasi terus-menerus
Saat baru masuk ke tempat kerja yang baru, tentu kamu akan melakukan adaptasi terlebih dahulu. Namun, bayangkan jika kamu terlalu sering berpindah kerja. Hal ini dapat membuatmu mengalami kelelahan secara mental karena terus belajar ulang budaya dan sistem kerja yang berbeda.
4. Sulit membangun reputasi jangka panjang
Pekerja yang tinggal lebih lama di sebuah perusahaan biasanya memiliki kesempatan membangun pengaruh, memimpin proyek besar, dan meninggalkan jejak yang signifikan. Job hopping bisa membuatmu kehilangan peluang-peluang yang sebenarnya juga akan memberimu keuntungan dalam berkarir.
Job hopping bisa menjadi strategi karir yang cerdas jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan perencanaan. Dengan memahami arti job hopping, kamu bisa melihat bahwa berpindah kerja bukan selalu hal negatif. Justru, jika dijalankan dengan tujuan yang jelas, job hopping bisa membantumu tumbuh lebih cepat, memperluas jaringan, dan meningkatkan kesejahteraan finansial.
Namun, tetap penting untuk mengenali keuntungan job hopping sekaligus risikonya. Jangan sampai keinginan untuk terus naik level justru membuatmu kehilangan kesempatan membangun reputasi dan keahlian yang solid.
Kuncinya ada pada keseimbangan: tahu kapan harus pindah, dan tahu kapan harus bertahan. Karena pada akhirnya, karir yang sukses bukan hanya tentang seberapa cepat kamu naik, tapi juga seberapa bijak kamu memilih langkah.