Menu

Daftar Sekarang

Beranda

Selamat datang di EF

Daftar program

Lihat semua program

Kantor dan sekolah

Kantor terdekat

Tentang EF

Cerita kami

Karir

Bergabung dengan tim kami
Apa Itu Good Debt dan Bad Debt?
Karir & Bisnis

Apa Itu Good Debt dan Bad Debt?

2023.01.02

Di jaman modern ini, jumlah orang yang memiliki pinjaman atau cicilan memang tidak sedikit. Malah, ketika kartu kredit dan berbagai macam pinjaman online semakin mudah diakses, mengajukan pinjaman dan cicilan jadi semakin mudah dilakukan. Dengan kata lain, berhutang jadi semakin gampang.

Kadang-kadang kita lupa kalau segala macam bentuk pinjaman serta cicilan, baik itu kartu kredit, KPR, kredit pembelian mobil, dll, memang masuk dalam kategori berhutang, karena kita mendapatkan suatu barang menggunakan uang yang bukan milik kita sendiri. Hutang memang merupakan beban, tapi sebenarnya bila dilakukan dengan bijak, berhutang juga bisa memberikan manfaat bagi kita. Langkah awal untuk berhutang dengan bijak adalah dengan membedakan good debt (hutang produktif) dan bad debt (hutang konsumtif).

GOOD DEBT

Good debt atau hutang produktif adalah hutang yang bisa dianggap sebagai investasi, karena hutang dilakukan untuk mendapatkan suatu hal yang akan meningkat nilainya dan bisa berkontribusi pada kesehatan finansial kamu. Dengan kata lain, hutang baik digunakan untuk mendapatkan suatu hal yang akan membantu kamu mendapatkan pendapatan atau pemasukan di masa depan. Contohnya:

1.       Hutang untuk usaha

Hutang atau pinjaman untuk modal usaha, misalnya pinjaman UMKM, merupakan salah satu contoh terbaik hutang produktif. Tapi tentu saja, kamu harus cermat menjalan usaha dan menentukan jumlah modal yang perlu kamu pinjam, sehingga usaha kamu berjalan lancar dan kamu bisa membayar cicilan pinjaman dari keuntungan yang kamu dapat dari usaha kamu.

2.       Hutang atau kredit kepemilikan rumah.

Ada sedikit perbedaan pendapat mengenai sifat cicilan KPR sebagai hutang. Ada yang berpendapat bahwa cicilan KPR merupakan hutang produktif, karena nilai tanah dan rumah akan terus meningkat seiring waktu. Tapi ada pula yang mengganggap cicilan KPR untuk rumah yang ditempati sendiri merupakan hutang konsumtif. Cicilan KPR merupakan hutang produktif hanya bila rumah yang didapatkan dari cicilan tersebut digunakan untuk mendapatkan uang, misalnya untuk dikontrakkan, untuk kos, dll.

3.       Hutang untuk pendidikan.

Hutang atau pinjaman untuk pendidikan, misalnya untuk kuliah, untuk mengikuti workshop, dll, bisa dianggap sebagai hutang produktif, karena ilmu yang kamu dapat dari pendidikan tersebut bisa meningkatkan nilai diri kamu untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik atau untuk membantu kamu mengembangkan bisnis kamu.

BAD DEBT

Bad debt atau hutang konsumtif adalah hutang yang digunakan untuk mendapatkan barang konsumtif yang nilainya akan turun atau habis di masa depan. Selain itu, hutang dengan bunga yang terlalu tinggi juga bisa dianggap sebagai hutang konsumtif. Beberapa contoh hutang konsumtif adalah cicilan kartu kredit, pinjaman online, dan kredit tanpa agunan. Ketiga bentuk hutang ini tidak jauh berbeda, karena ketiganya sama-sama biasa digunakan untuk berbelanja barang konsumtif, misalnya untuk makan di restoran, membeli gadget, membeli pakaian, dll. Selain itu, ketiga bentuk hutang ini juga memiliki bunga yang cukup tinggi dan tidak sebanding dengan nilai barang yang kamu beli.

Dengan memahami beda hutang produktif dan hutang konsumtif, kamu bisa berhutang dengan bijak, dengan cara menghindari hutang konsumtif dan melakukan hutang produktif. Tapi hutang produktif juga bisa jadi konsumtif kalau kamu kurang bijak mengambil hutang sesuai dengan kemampuan kamu. Jadi, jaga kesehatan keuangan kamu dengan memperhatikan 2 hal berikut ini saat mengajukan pinjaman:

1.       Cicilan hutang yang harus dibayar setiap bulan maksimal 35 persen dari penghasilan bulanan kamu. Jadi, kalau total pendapatan kamu adalah Rp 10 juta, maka total cicilan pinjaman maksimal kamu setiap bulan adalah  Rp 3,5 juta.

2.       Maksimal total hutang yang kamu miliki adalah tidak lebih dari separuh jumlah aset kamu. Jadi, bila kamu memiliki aset sebesar Rp 100 juta, maka total maksimal hutang yang kamu miliki (cicilan x bulan pembayaran) adalah Rp 50 juta.

Berhutang dengan bijak akan membantu kamu menjaga kesehatan keuangan. Berhutang itu boleh, kok. Tapi jangan sampai kamu terjerumus hutang, ya!

Daftar Konsultasi Gratis

Perbedaan Good Debt dan Bad Debt – EF Adults