Menu

Daftar Sekarang

Beranda

Selamat datang di EF

Daftar program

Lihat semua program

Kantor dan sekolah

Kantor terdekat

Tentang EF

Cerita kami

Karir

Bergabung dengan tim kami
Memahami Perbedaan Kata "Scream" dan "Shout" Beserta Contoh Penggunaannya
Akademik English dan Persiapan Tes Inggris

Memahami Perbedaan Kata "Scream" dan "Shout" Beserta Contoh Penggunaannya

2021.10.12

Kamu pasti pernah menggunakan kata “scream” dan “shout” saat menulis atau berbicara dalam bahasa Inggris. Akan tetapi, tahukah kamu bahwa kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda? Ya, seringkali, orang salah mengira bahwa keduanya bermakna sama, sehingga menggunakannya secara bergantian untuk mendeskripsikan suatu kondisi yang sama. Nah, berikut adalah perbedaan dari scream dan shout yang bisa kamu pahami:

Makna harfiah

Jika dilihat dari arti atau makna dari masing-masing kata, keduanya memang berbeda. “Scream” berarti suara keras yang menandakan adanya emosi yang dirasakan oleh orang yang melakukannya. Emosi tersebut bisa berupa rasa takut hingga rasa bahagia. Oleh sebab itu, “screaming” berarti berteriak dan mengeluarkan bunyi dari mulut dengan suara keras yang tidak selalu memiliki makna. Ini artinya, mengeluarkan suara sangat keras tanpa mengeluarkan bunyi yang bermakna saja sudah bisa dianggap berteriak atau “screaming”. Jika kamu mendengarkan musisi metal berteriak-teriak dalam lagunya, kamu bisa menyebutnya sebagai “screaming”.

Sementara itu, “shout” berarti suara keras yang kamu keluarkan sambil mengucapkan kata-kata yang memang memiliki makna. Biasanya, “shout” juga bentuk dari rasa bahagia, amarah, atau keberanian untuk melakukan sesuatu.

Ini tandanya, “shouting” artinya berteriak atau mengeluarkan suara keras sambil mengucapkan kata-kata tertentu untuk menunjukkan emosi bahagia, amarah, dan keberanian untuk melakukan sesuatu. Itu sebabnya, kamu tidak bisa menggunakan scream dan shout untuk mendeskripsikan untuk hal yang sama.

Waktu penggunaan

Biasanya, “screaming” adalah aksi yang kamu lakukan untuk melepaskan amarah, rasa kesal, rasa kecewa, atau bahkan rasa senang dengan cara berteriak. Mengingat “scream” seringnya tidak memiliki makna tertentu, kamu mungkin akan tetap melakukannya meski tidak ada yang mendengar. Sebagai contoh, saat kamu melihat seseorang berada di atas bukit berteriak, “Aaaaaaaaa!” dan pada saat bersamaan orang tersebut terlihat sedang merasa sakit hati. Untuk menjelaskan apa yang baru saja kamu lihat, kalimat yang tepat adalah, “She was screaming in pain.”

Sementara itu, “shouting” adalah aksi yang juga ingin menunjukkan emosi, tetapi dengan kata-kata yang bermakna. Hal ini bisa saja menjadi tanda bahwa kata-kata tersebut memang bermaksud untuk diperdengarkan kepada orang lain.

Sebagai contoh, saat kamu melihat dua orang yang sedang bertengkar dan saling berteriak kepada satu sama lain. Kamu bisa mendeskripsikan kondisi ini dengan, “Both are shouting to each other.” Itu artinya, mereka sama-sama meneriakkan kata-kata yang memiliki makna atau setidaknya bisa kamu mengerti. Namun, tak melulu tentang emosi, kamu juga bisa “shouting” kepada orang lain yang jaraknya cukup jauh dengan posisimu. Ini artinya, kamu berteriak bukan untuk menunjukkan emosi atau perasaan, melainkan berteriak dengan harapan orang lain bisa mendengar suaramu dari jarak jauh.

Contoh penggunaan scream dan shout

Setelah memahami kedua perbedaan yang cukup mencolok antara scream dan shout, kini saatnya kamu melihat berbagai contoh penggunaan kedua kosakata tersebut beserta penjelasannya.

Contoh penggunaan kata “scream”:

“I am so bored, I want to scream,” yang berarti, “Aku sangat bosan, aku ingin berteriak.”

Pada kalimat tersebut, kata “scream” tidak bisa diganti menjadi “shout” karena “Aku” pada kalimat tersebut sangat merasa bosan dan perasaan tersebut membuatnya ingin berteriak. Akan tetapi, saat berteriak, yang ingin dilakukannya adalah melepaskan perasaan jengkel atau kesal akibat merasa bosan.

Ini artinya, tidak ada kata-kata tertentu yang ingin diteriakkannya. Selain itu, tidak masalah baginya jika tak ada yang mendengarnya berteriak atau “screaming”.

Contoh penggunaan kata “shout”:

“No need to shout at me!” yang memiliki arti, “Tidak perlu berteriak padaku.”

Pada kalimat tersebut, penutur menunjukkan bahwa ia tidak suka lawan bicaranya berteriak-teriak padanya. Kondisi ini bisa saja terjadi saat keduanya sedang berbicara, tetapi lawan bicara menggunakan nada yang terlalu tinggi hingga berteriak. Jika pada situasi ini, kata “shout” tidak bisa diganti dengan kata “scream”.

Nah, apakah kini kamu sudah paham bagaimana cara menggunakan masing-masing kata sesuai fungsinya?

Daftar Konsultasi Gratis

Memahami Perbedaan Kata "Scream" dan "Shout" Beserta Contoh Penggunaannya