Membangun bonding atau kedekatan emosional dengan orang lain adalah bagian penting dalam kehidupan sosial kita, baik dalam hubungan pertemanan, keluarga, maupun profesional. Hubungan yang memiliki bonding kuat cenderung lebih tahan terhadap konflik, lebih saling mendukung, dan memberikan rasa aman yang tinggi antar satu dengan yang lainnya. Namun, tidak sedikit orang yang merasa gagal membangun koneksi yang dalam dengan orang lain , meskipun sudah berusaha.
Ternyata, bukan hanya soal bagaimana membangun bonding, tetapi juga apa yang harus dihindari selama proses itu berlangsung. Pasalnya, terkadang, niat baik bisa disalahartikan karena pendekatan yang kurang tepat. Oleh karena itu, penting untuk mengenali kesalahan saat bonding agar kita bisa menjalin hubungan yang lebih sehat dan bermakna. Berikut adalah beberapa kesalahan yang bisa kamu hindari jika ingin membangun ikatan yang kuat dengan orang lain:
Salah satu kesalahan paling umum saat mencoba membangun bonding adalah terlalu cepat membuka diri. Memang, kejujuran dan keterbukaan adalah fondasi penting dalam hubungan. Akan tetapi, jika dilakukan secara terburu-buru, misalnya langsung membicarakan trauma pribadi atau rahasia terdalam kepada orang yang baru dikenal, hal ini bisa membuat lawan bicara merasa tidak nyaman atau overwhelmed dengan informasi yang kamu berikan.
Mulailah dengan berbagi hal-hal ringan terlebih dahulu. Biarkan keterbukaan tumbuh secara alami, seiring waktu dan kepercayaan yang terbangun.
Saat ingin dekat dengan seseorang, terkadang tanpa sadar kita berusaha terlalu keras agar orang tersebut mau menerima diri kita. Hal ini bisa dalam bentuk selalu setuju, berpura-pura menyukai hal yang sama, atau bahkan mengorbankan nilai diri sendiri.
Padahal, bonding yang sesungguhnya dibangun di atas keaslian, bukan kepura-puraan. Kesalahan saat bonding seperti ini justru membuat hubungan terasa tidak tulus dan melelahkan untuk dipertahankan.
Tunjukkan siapa dirimu apa adanya. Ketika kamu jujur tentang dirimu, kamu juga memberi ruang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Banyak orang berpikir bahwa agar bisa bonding, mereka harus banyak bercerita tentang diri sendiri. Padahal, hubungan yang sehat adalah hubungan dua arah. Jika kamu terlalu sibuk menceritakan pengalamanmu tanpa memberi ruang bagi orang lain untuk berbicara, itu bisa membuat mereka merasa tidak dilibatkan.
Oleh karena itu, gunakan teknik mendengarkan aktif. Tanyakan pertanyaan terbuka, dengarkan dengan penuh perhatian, dan tanggapi dengan empati. Hal ini bisa memperkuat rasa dihargai dalam hubungan.
Di sisi lain, ada juga orang yang terlalu menjaga jarak dan enggan masuk ke ranah emosional karena takut terlihat lemah atau terlalu personal. Padahal, justru percakapan yang menyentuh emosi sering menjadi pintu masuk untuk membangun bonding yang lebih dalam.
Kesalahan saat bonding ini biasanya muncul dalam hubungan profesional atau pertemanan baru, di mana ada keengganan untuk menunjukkan kerentanan kepada orang lain.
Memang benar tidak semua hal harus dibagikan, tetapi sesekali membicarakan hal yang lebih dalam seperti mimpi, tantangan hidup, atau nilai yang kamu yakini dapat memperkuat koneksi.
Saat seseorang menceritakan masalah atau kesedihannya, reaksi kita sangat menentukan arah hubungan selanjutnya. Sayangnya, banyak orang yang justru membalas curhatan dengan cerita pribadi mereka yang lebih berat. Bahkan, ada juga yang langsung memberi nasehat tanpa diminta.
Sebaiknya, fokuslah berempati, bukan berkompetisi atau berusaha mencari solusi. Terkadang, yang dibutuhkan seseorang hanyalah didengarkan, bukan disamakan atau diperbaiki.
Bonding tidak bisa dibangun hanya dalam satu pertemuan atau satu momen mengharukan. Diperlukan kehadiran yang konsisten, baik secara fisik maupun emosional. Jika kamu hanya hadir saat butuh sesuatu, atau menghilang setelah mendapatkan kenyamanan, itu bisa merusak kepercayaan yang sudah mulai tumbuh.
Kesalahan saat bonding ini sering terjadi dalam hubungan yang awalnya dekat, tetapi merenggang karena salah satu pihak tidak menjaga komunikasi atau komitmen.
Lebih baik, tunjukkan kepediulian secara konsisten, meski hanya dengan hal sederhana seperti mengirim pesan, menanyakan kabar, atau hadir saat dibutuhkan.
Setiap orang punya batasan pribadi yang berbeda. Apa yang menurutmu wajar, bisa jadi membuat orang lain merasa terganggu. Misalnya, menyentuh secara fisik, bercanda dengan topik sensitif, atau terlalu sering bertanya soal kehidupan pribadi. Jika kita tidak peka terhadap batasan ini, niat untuk dekat malah bisa menjadi bumerang.
Saat berbicara dengan orang lain, perhatikan respons verbal dan nonverbal orang lain. Jangan ragu untuk bertanya apakah orang lain tersebut nyaman membicarakan suatu topik tertentu. Kamu juga bisa bertanya terlebih dahulu apakah ia mau atau tidak menjawab sebelum melayangkan pertanyaan yang terkait dengan kehidupan pribadinya.
Bonding yang kuat biasanya tumbuh karena ada kesamaan, baik itu nilai hidup, hobi, pengalaman, atau tujuan. Jika kamu hanya fokus pada keakraban emosional tanpa membangun koneksi di level yang lebih dalam, hubungan bisa terasa kosong atau tidak punya arah.
Coba gali hal-hal yang bis akamu dan lawan bicaramu eksplorasi bersama. Misalnya, olahraga, film, kegiatan sosial, atau bahkan cita-cita di masa depan.
Yuk, mulai hari ini, evaluasi cara kita membangun hubungan dan pastikan kita tidak hanya mendekat secara fisik, tapi juga terhubung secara emosional.