Menu
elise
Reading and Writing

Cerpen: Elise dan Misteri Peri Bunga 1

Ben Small Stars
Author
Ben
2021.10.09

Apakah kamu suka membaca Cerpen? Alur seperti apa yang paling kamu sukai? Sambil memikirkannya, berikut telah EF sajikan cerita pendek yang menarik untuk kamu baca. Let’s get right to it!

Yuk, coba kelas demo GRATIS!*

Mau kursus di EF? Coba kelas demo gratis* di EF center terdekatmu!

Incorrect phone number
Daftar Sekarang!

Dengan menekan tombol Daftar Sekarang, Anda menyetujui Kebijakan Privasi EF serta bersedia menerima penawaran dari EF.

*Syarat dan Ketentuan Berlaku

Bagian Pertama

pagi yang cerah

Hari ini adalah pagi yang cerah untuk semua makhluk hidup. Bagaimana tidak? Matahari telah memberikan senyumannya kepada penduduk di muka bumi ini. Ibu-ibu di setiap halaman rumahnya pun memanfaatkan suasana ini untuk berjemur baju. Termasuk Daniel, ibunya Elise.

“Elise, tolong bantu ibu siramkan tanaman-tanaman itu,” teriak Daniel sambil memanggil Elise yang masih tertidur pulas di kamarnya.

Merasa tidak ditanggapi, Daniel pun pergi ke sisi kamar Elise yang kebetulan ada di dekat halaman rumah dan mengetuk jendela kamarnya.

Tuk… tuk… tuk

“Hwaaa iya bu, lima menit lagi ya?” tanya Elise dengan mata yang masih terpejam di bawah selimut.

Kringg… kringg… kring

Terdengar bunyi jam beker kesayangan Elise yang sudah menunjukkan pukul delapan. Elise pun terbangun.

“Sepertinya aku baru tidur sebentar tapi sudah pagi saja,” gumam Elise kepada dirinya sendiri.

Elise pun beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke arah cermin. Ia melihat dirinya yang sangat cantik dengan rambut pinknya yang khas. Alasan Elise memiliki rambut pink karena ia sangat terobsesi dengan dunia peri. Bagi Elise, peri-peri yang ada di dunia ini pasti memiliki rambut berwarna cantik dan sangat menggemaskan.

“Elise, apakah kau sudah bangun?” tanya Daniel dari halaman rumah.

Ah Elise hampir saja lupa! Ia terlalu asyik melihat dirinya di pantulan cermin.

---

“Wahh lihat tanaman-tanaman ini, cantik sekali! Aku pikir mereka akan mati karena terlihat layu kemarin,” seru Elise sambil menyiram tanaman.

“Tentu saja, matahari pagi ini memberikan semangat baru untuk mereka agar dapat berfotosintesis dengan baik,” sahut Daniel.

“Apakah ibu tahu? Mereka tumbuh bukan hanya karena sinar matahari. Tapi ada peri yang membantu mereka juga loh,” ucap Elise sambil mencium bunga dengan mata terpejam.

“Peri? Kau kuno sekali, Elise,” lontar Clarence yang baru saja tiba di halamannya. Clarence adalah tetangga rumah Elise dan sudah dianggap sebagai saudara bagi Elise.

“Hey Clarence, peri itu benar-benar ada di dunia kita. Buktinya kau bisa melihat banyak pohon dan bunga di sekeliling kita yang tumbuh dengan sehat dan bugar. Apakah mereka bisa tumbuh dengan sendirinya? Tentu saja ada peri yang berkontribusi membantu mereka tumbuh,” pungkas Elise.

“Hahaha aku seperti mendengar kisah Tinkerble si peri di negeri dongeng,” gumam Clarence sambil tertawa.

misteri peri bunga

Elise pun tidak menggubris perkataan Clarence. Ia tetap percaya bahwa peri itu ada di dunianya dan selalu membantu Elise dalam situasi apa pun. Contohnya ketika Elise mengalami insomnia, Ia selalu berdoa agar peri datang dan menyanyikan lagu tidur untuknya. Benar saja! Saat Elise memejamkan matanya, terdengar alunan music yang mengiringnya untuk segera tidur.

“Sepertinya kita harus membuktikannya,” celetuk Mr. Nobody.

“Hello Mr. Nobody! Sejak kapan kau di sini?” tanya Elise.

“Sejak kau membayangkan ada peri di bunga-bunga itu,” sindir Mr. Nobody.

“Hahahaha sudah ku bilang. Peri itu tidak ada,” timpal Clarence.

Elise melihat bunganya dengan sangat intens. Ia bertanya dalam hati, apakah benar yang dikatakan mereka itu? Sambil terus menyiram tanamannya, Elise terus memikirkan bagaimana caranya agar Ia bisa membuktikan kepada Clarence dan Mr. Nobody bahwa peri itu benar-benar ada.

“Baik, aku akan membuktikannya kepada kalian,” Ungkap Elise sambil tersenyum dan mengepalkan tangannya tanda bahwa Ia sudah yakin akan bertemu dengan peri bunga.

Good, Elise. Kebetulan hampir saja aku akan membuang bunga layu ini. Tapi sepertinya bisa kau buktikan untuk memanggil peri bunga,” Mr. Nobody memberikan pot bunga mawar yang sudah layu kepada Elise yang telah Ia bawa sedari tadi.

Bunga ini sangat layu. Apakah aku bisa mendatangkan peri untuk mereka? Batin Elise.

“Hehehe baiklah. Aku tidak akan tidur malam ini dan kutangkap peri bunga untuk kalian,” lontar Elise sambil menggaruk tengkuknya. Ia merasa ragu, namun tetap harus yakin bahwa peri itu ada.

---

“Aku mengantuk sekali. Peri datanglah ~ peri datanglah,” gumam Elise sambil menatap bunga mawar Mr. Nobody dengan mata yang sudah mengantuk.

Malam ini Elise terjaga untuk melihat peri bunga di kamarnya. Ia berharap agar peri bunga datang dan memberikan sentuhan ajaib agar bunga ini kembali mekar seperti semula.

“Elise, kau belum tidur?” tanya Daniel dari pintu kamar.

“Ibu, aku mengantuk. Tapi peri bunga tak kunjung datang,” jawab Elise.

“Lebih baik, kau tidur saja. Jika peri bunga itu ada, besok pagi bunga itu akan kembali mekar. Jika tidak, besok bunga itu akan kehilangan kesempatannya untuk hidup kembali,” pungkas Daniel.

Elise pun mengangguk dan beranjak ke Kasur untuk tidur.

---

Oh tidak! Pagi ini Elise seperti mendapat sebuah bencana. Bunga mawar yang ia tunggu-tunggu ternyata sudah mati. Ia pun kebingungan harus bagaimana menghadapi Mr. Nobody dan Clarence nanti. Elise kembali memikirkan ucapan dari Ibunya, jika peri itu ada maka Ia akan menunjukkan dirinya dan jika tidak ada bunga ini akan mati.

Keyakinan Elise kini sudah goyah.

Bersambung …

Wah… apakah Elise kini sudah tidak percaya lagi dengan peri? Sayang sekali ya jika peri bunga tidak membantunya untuk membuktikan bahwa peri itu ada kepada Mr. Nobody dan Clarence.

Sambil menunggu kelanjutan kisahnya, yuk ikutan kelas demo GRATIS di EF dengan mendaftarkan diri kamu pada formulir di halaman ini.

Sebelum kehabisan tempat, DAFTAR SEKARANG JUGA! 😉

Ben Small Stars
Author
Ben